Kamis, 12 Februari 2009

Open Source Terkendala Peranti Keras

Kompas : Kamis, 12 Februari 2009 | 11:15 WIB 

MAKASSAR, KAMIS — Penggunaan Indonesia Go Open Source atau IGOS Nusantara oleh instansi pemerintah masih terkendala keterbatasan driver open source peranti keras. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi telah menginventarisasi peranti keras yang memiliki driver open source, tetapi pengadaan alat komputer instansi pemerintah, khususnya pemerintah daerah, tidak mengikuti daftar peranti keras yang disusun kantor menteri.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Kemitraan Lembaga Teknologi Informatika Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi (Ristek) Agus Sediadi dalam Sosialisasi IGOS Nusantara di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (11/2). IGOS Nusantara adalah sistem operasi (OS) komputer turunan OS Linux distro Redhat, yang merupakan sistem operasi terbuka dan bebas biaya. OS ini diproyeksikan untuk menggantikan penggunaan Windows bajakan.

”Sampai sekarang driver memang masih menjadi masalah dalam penggunaan open source software, terutama untuk menjalankan aplikasi yang bersifat multimedia. Mencari driver untuk peranti seperti printer atau modem memang menjadi kesulitan bagi pengguna open source software,” kata Agus.

Membuat daftar

Menurut Agus, Kantor Menneg Ristek telah membuat daftar peranti keras yang telah memiliki driver open source. ”Daftar itu diberikan kepada setiap instansi pemerintah dengan anjuran agar pengadaan peralatan komputer mengikuti daftar itu. Dengan demikian, kantor yang menggunakan open source software seperti IGOS tidak kesulitan mencari driver peranti keras yang dibeli karena telah tersedia,” kata Agus.

Masalahnya, kata menurut Agus, pengadaan peralatan komputer oleh instansi pemerintah, khususnya pemerintah daerah, belum mengikuti daftar peranti keras yang memiliki driver open source. ”Akibatnya, pengadaan peralatan komputer itu harus membayar mahal untuk membeli lisensi software vendor yang mengembangkan peranti lunak tertutup,” katanya.

Kepala Bagian Data dan Informasi Kantor Menneg Ristek Haryanto Sahar menjelaskan, pihaknya tengah bekerja sama dengan Free Open Source Software (FOSS) Asia-Pacific Consultation. Dengan kerja sama itu, Kantor Menneg Ristek terus memperbanyak driver open source bagi perangkat keras yang diedarkan di Indonesia.

Driver lazimnya dikeluarkan oleh perusahaan pembuat peranti keras. Kebanyakan perusahaan pembuat peranti keras hanya menyediakan driver untuk sistem operasi vendor terkenal seperti Windows.

Jika semakin banyak pengguna Linux, nantinya para pembuat peranti keras pasti akan membuat sendiri driver perangkatnya untuk sistem operasi berbasis Linux. ”Untuk mengatasi ketiadaan driver bagi open source itu, saat ini kami bekerja sama dengan FOSS Asia-Pacific Consultation,” kata Haryanto.

Yuni Ikawati

1 komentar:

  1. Pak Win, lebih baik artikel ini di tarik dech...
    Soalnya sekarang banyak perangkat keras yang sudah kompatibel dengan open source.
    Nanti Open Sourcenya tersinggung

    BalasHapus