Kamis, 29 Januari 2009

Melayani itu Pekerjaan Pemimpin atau Pekerjaan Pembantu?

Ada sebuah obrolan yang tanpa sengaja saya 'kuping' tentang roling posisi tugas perawat di sebuah rumah sakit. Mereka senang adanya roling karena ingin segera pindah dari perawat kelas VIP ke kelas biasa. Karena merasa sebagai perawat di kelas VIP seolah-olah jadi pembantu. Diminta ini itu, tidak bisa santai, tidak biasa marah atau cemberut seperti ketika berada di ruang kelas bawah.

Sebenarnya dengan adanya kelas VIP rumah sakit bisa meningkatkan kesejahteraan pegawai termasuk dokter dan perawat. Rumah sakit juga bisa memberi subsidi silang untuk kelas ekonomi atau pasien JPS dengan lebih baik. Mungkin pemahaman ini belum mereka tangkap apalagi konsep 'melayani' dihubungkan dengan membantu orang lain dan itu bagian dari kesempurnaan agama seseorang.

Saya ingat bagaimana kisah para sahabat, khususnya para kholifah Rasulullah SAW seperti Abu bakar, Umar, Usman atau Ali. Mereka bekerja siang malam melayani umat dan hanya mengambil sedikit gaji mereka dari baitul mal. Makan roti keras, baju cuma selembar apalagi istana. Bukannya tidak mampu negara menggaji mereka, tetapi kehendak mereka mengambil hanya sedikit, bahkan yang ada di rumah sebagian besar mereka infaqkan.

Barangkali perawat itu cerminan diri saya juga. Maunya kerja enak, tanpa tekanan kalau perlu malah menekan, mengambil yang banyak. Karena saya pimpinan, karena saya yang pintar, karena saya yang berkuasa. Wajar saya dapat yang banyak.  

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar