Minggu, 30 Januari 2011

MASJID dengan 10 TOILET BERSIH


Mobil saya tetap melaju, sementara jam di HP menunjukkan pukul 11.45, sebentar lagi masuk waktu dhuhur. Rupanya saya tidak bisa mencapai masjid ‘toilet bersih’, Baiturahman. Masjidnya sendiri tidak begitu megah, tetapi saya dan keluarga bisa mempersiapkan sholat dengan baik karena WC/Toiletnya bersih.  Selesai sholat bisa istirahat sejenak, takmir menyediakan minum teh botol, teh manis hangat, atau kopi hitam dengan infaq sukarela atau kalau tidak ada uang bisa juga gratis. Sudah bertahun-tahun usaha ini tetap jalan, semoga infaq jamaah cukup untuk operasional, termasuk menggaji petugas yang menyediakan, mencuci gelas, dan membersihkan tempat  agar jamaah tetap nyaman.

Seiring dengan bertambahnya mobil dan motor di jalan, semakin sulit saya memperkirakan waktu perjalanan. Di mana-mana ada kemacetan atau kendaraan harus berjalan lambat. Terpaksa saya harus mencari masjid terdekat. Barangkali ada juga masjid lain yang memiliki toilet bersih, meskipun jarang. Pernah saya mampir ke masjid yang megah, ternyata tempat wudhunya kotor, toiletnya berbau tidak sedap, dinding dan closetnya menguning tebal tanda lama tidak dibersihkan. Pernah juga saya mampir ke masjid di sekitar rumah sakit, toiletnya bau sekali.

Ini barangkali kelemahan sebagian umat Islam (Indonesia) yang masih beranggapan WC/tiolet itu tempat yang kotor dan wajar bila kotor. Jadi tidak harus dibersihkan secara maksimal. Saya sendiri heran, dari mana anggapan ini muncul. Mungkin berawal dari tidak bisa menempatkan secara benar kata suci dan kata bersih.  Suci dari hadas atau najis cukuplah untuk beribadah. Tidak harus bersih. Toh pada saat tidak ada air disunnahkan tayamum dengan debu. Jadi debu di lantai, debu di mimbar, debu di karpet tidak menjadi masalah karena debu itu suci. Karena pemahaman yang demikian, akhirnya WC/toilet kotor itu tidak menjadi masalah, toh syarat sah sholat bukan kebersihan WC/toilet tetapi suci tempat ibadah. Wajar seorang penjaga masjid, para takmir, atau jamaah tetap khusuk sholat, berdzikir, membaca Quran, atau sedang mengkaji bab thoharoh  sementara WC/toiletnya bau tidak karuan.

Secara ekplisit memang tidak ada hadits tentang kebersihan WC/toilet. Ini dapat difahami karena saat itu belum dikenal WC/toilet model sekarang. Nash yang ada sebagian besar berisi tentang WC tempat setan, tatacara masuk WC, apa yang dilarang dilakukan di WC dan semua yang menyangkut halal dan haram.

Anehnya apabila mereka dihadapkan pada dua pilihan ketika akan buang air ada WC bersih dan WC kotor, pasti memilih WC bersih. Apa dasar pemilihan ini, akal sehat? Kalau demikian hanya karena kemalasan saja membiarkan WC/toilet di masjid yang telah dibangun dengan dana ummat menjadi kotor tidak terurus. Apakah harus menunggu adanya nash yang tekstual, semacam “Sikatlah WC masjid-masjid kamu sebagaimana aku menyikat WC”. Pasti tidak akan pernah ada.

Mungkin kaum muslimin jarang mendengar hadits: “Sesungguhnya Allah SWT itu baik, menyukai hal-hal yang baik. Dia Maha Bersih, menyukai kebersihan. Dia Maha Mulia, menyukai kemuliaan. Dia Maha Pemurah dan menyuaki kedermawanan. Karena itu, bersihkanlah tempat-tempatmu”. (HR Thurmudzi).

Sebenarnya hadits ini cukup mendorong kaum muslimin untuk selalu menciptakan kebersihan di manapun, terutama di tempat-tempat ibadah. Saya pernah berobsesi, suatu saat saya akan membayar seseorang untuk pergi dari masjid yang satu ke masjid berikutnya hanya untuk membantu membersihkan WC toilet. Tetapi saya berharap hal ini tidak terjadi sebab masjid-masjid telah memiliki WC/toilet bersih. Kalau ada SPBU dengan 67 toilet bersih. Kenapa tidak dengan Masjid dengan 10 toilet bersih.

1 komentar:

  1. Saya setuju pak,.. saya sering keluar kota dan tidak pernah menemukan toilet bersih di mesjid!!

    Saya sedang merencanakan utk membuat team khusus utk operasi toilet mesjid, sehingga kita ummat Islam dapat menggunakanya dgn tanpa rasa jijik (masak kita kalah dengan toilet gereja atau kelenteng?)

    Doakan saja pak, akan ada banyak orang yg siap membersihkan toilet mesjid sehingga nyaman di gunakan untuk jamaah..

    saalam,
    andi

    BalasHapus