Sabtu, 14 Februari 2009

Penjara Sebagai Pertolongan Terendah

Ditulis oleh Emha Ainun Nadjib‚ Sabtu, 20 Desember 2008 11:03‚

Lia Aminudin ditangkap lagi, menjadi tersangka lagi dan akan masuk bui lagi. Mbak Lia bukan orang jahat, dan juga insyaallah tidak berniat jahat, di balik segala kabar-kabar dahsyat mengenai Jibrilnya, Ruhul Kudusnya, Kerajaan Sorganya, Imam Mahdinya dan apapun saja tambahan berikutnya. Dengan segala kerendahan hati ‘terpaksa’ saya ikut omong: Mbak Lia itu orang yang khilaf namun tidak memiliki alat di dalam dirinya untuk memahami kekhilafannya.

Namun 'software' untuk memahami kekhilafannya itu juga tidak terdapat di luar dirinya: pada hati tetangga-tetangganya, pada empati handai taulannya, pada system nilai masyarakatnya, pada hukum Negaranya, pada wacana ilmu ummatnya serta siapapun di muka bumi ini. Kita semua terkurung di dalam kelemahan kolektif yang membuat kita hampir selalu menempatkan diri pada posisi defensif dan sangat mudah merasa terancam, bahkan 'sekedar' oleh Lia Aminudin dengan beberapa puluh pengikutnya.

Kita tidak memiliki demokrasi ilmu, pencakrawalaan wacana, ketangguhan mental sosial, bahkan juga tidak memiliki kematangan filosofi hukum, kedewasaan budaya dan kedalaman nurani keagamaan – untuk sanggup meletakkan Lia beserta pengikutnya sebagai sesama hamba Allah yang perlu saling menemani. Apapun nama dan formulanya: partner dialog, dinamika ijtihad (jihad intelektual) maupun mujahadah (jihad spiritual) di tengah hamparan ilmu Allah yang amat sangat luas. Mohon maaf saya kutipkan pernyataan Beliau Allah SWT: "Andaikan air samudera dipakai sebagai tinta untuk menuliskan ilmu Allah, maka akan selalu habis dan kering sebelum tuntas ilmu itu engkau tuliskan, meskipun engkau tuangkan lagi dan lagi air memenuhi samudera itu berulang kali".

Lia hanya setetes air laut itu, dan kita setetes yang lain. Kita bersama Lia dan beratus Lia-Lia lainnya memiliki bekal posisi yang sama untuk saling berendah-hati dan mempertandingkan kesanggupan untuk "tahu diri". Pasal-pasal hukum adalah jalan terakhir dan terendah kwalitasnya. Penjara adalah metoda yang paling tidak bermutu untuk mencintai dan menemani masalah sesama manusia.

10-8-2 dan Kontra-Hidayah

Sekitar 15 tahun yang lalu Lia Aminudin menemui saya diantarkan oleh Neno Warisman di Hotel Sofyan Betawi. Di tengah kesibukannya berdagang bunga kering ia merasa mendapatkan anugerah dari Allah diizinkan bisa menyembuhkan banyak orang dari berbagai macam penyakit. 

Saya merasa disalahpahami oleh mereka berdua karena kedatangannya kepada saya adalah untuk menanyakan hal-hal tentang anugerah itu: apa benar dari Allah, bagaimana menyikapinya, apa yang musti ia lakukan selanjutnya dst. Tentu saya tidak memiliki pengetahuan, pengalaman, kredibilitas maupun kompetensi untuk mampu menjawab apa yang ditanyakannya. Tetapi karena wajib menghormati tamu maka saya spontan menjawab sekenanya. Saya mohon ampun kepada Tuhan karena jawaban-jawaban sok tahu itu, sambil menagih-Nya: "Ya Allah, tak mungkin bukan Engkau yang mengirimkan orang ini beserta keadaannya kepadaku, maka Engkau pulalah yang bertanggung jawab menyediakan segala fasilitas ilmu dan pengetahuan serta apapun untuk melayani tamu kiriman-Mu ini. Kalau tidak, ya Allah, apakah ada pihak lain yang sengaja mempermalukan hamba-Mu yang hina ini dengan ditabrakkan kepada situasi yang aku tak sanggup melayani".

Akhir dialog kami waktu itu saya memberanikan diri berpesan kepada Mbak Lia bahwa Allah memberikan hidayah-Nya kepada siapapun saja yang ia kehendaki. Mungkin ia menitipkan berkah tingkat tinggi kepada orang yang rendah di pandangan kita. Mungkin ia menyimpan rahasia petunjuk-Nya pada orang yang kita benci atau kita remehkan. Tapi kita tidak perlu "GR" oleh pengetahuan itu: mentang-mentang kita adalah orang yang tak berarti di tengah masyarakat maka siapa tahu justru Allah menghormati kita dengan menitipkan satu dua ilmu-Nya. Kita biasa-biasa saja, tidak tinggi tidak rendah, tidak hebat tidak konyol. Kita waspada dan muthmainnah (tenteram) saja secara nurani, intelektual dan spiritual.

Agak gegabah saya kemukakan kepada Lia: "Mbak, kalau masuk ke dalam jiwamu melalui ubun-ubunmu pendaran sepuluh gelombang, maka insyaallah harus kita waspadai bahwa yang dari Allah kemungkinan hanya dua, sedangkan yang delapan adalah godaan, antagonisme informasi atau kontra-hidayah, mungkin dari Dajjal, Jin, Iblis atau enerji dan gelombang-gelombang yang bukan dalam amr-nya Allah. Jadi Mbak Lia tolong hati-hati, jangan setiap yang muncul di pikiran, hati dan pandangan batin langsung dianggap berasal dari Tuhan...."

Presidium Jin Gunung Kawi

Kemudian Mbak Lia diizinkan Allah menolong banyak orang dari penyakitnya, termasuk penyair besar Rendra sangat berterima kasih kepadanya. Malam itu Mbak Lia datang ke Padang Bulan di Jombang, jam 02.00 malam seusai acara banyak jamaah antre diobati oleh Mbak Lia. Paginya saya antar beliau menyisir sebuah hutan di daerah timur Jatim, saya setiri sendiri jalan ratusan kilometer.

Setiap akan makan atau minum berhenti di warung, Mbak Lia selalu mengangkat tangannya, bilang kepada saya bahwa ia harus bertanya kepada Malaikat Jibril sebaiknya makan di warung apa. Saya mengakomodasi keadaan itu dengan kesabaran yang saya ulur-ulur. Selera Jibril ternyata OK juga, terkadang rawon terkadang nasi Padang.

Sepanjang perjalanan Jombang Bondowoso Malang, menurut Mbak Lia yang bertindak sebagai moderator: Sang Jibril menantang saya untuk "gayung bersambut". Jibril bikin puisi, Mbak Lia menuturkannya, kemudian sayapun bikin puisi balasan, lantas Jibril membalas lagi dan juga tancap lagi. Demikian seterusnya sampai berpuluh-puluh puisi. Kadar kepenyairan Jibril lumayan juga.

Ujung perjalanan kami hari itu adalah menjelang malam kami tiba di Gunung Kawi. Kami mendaki naik. Kendaraan kami parkir. Di suatu tempat Mbak Lia berantem ama Jin, beberapa Jin, semacam Presidium Kepemimpinan Jin Gunung Kawi. Banting membanting. Berguling-guling. Saya 'standby' saja di dekatnya. Sepanjang Mbak Lia tidak terjerumus ke dalam bahaya fisik yang serius, saya biarkan saja. Kalau sampai nanti Jin-nya ngawur dan Mbak Lia terpojok, terluka, atau apalagi sampai pingsan dan menuju maut: sudah pasti saya tidak tinggal diam, sekurang-kurangnya saya teriak "Tolooong! Tolooong!" dan mencari Polsek terdekat.

Bereslah Indonesia

Setelah itu kami tak pernah berjumpa lagi sampai hari ini. Saya mendengar dan membaca tentang 'prestasi-prestasi' Mbak Lia yang semakin membahana. Masyarakat hanya punya pengetahuan dan bahasa tunggal: Lia meresahkan masyarakat. Pemerintah juga tak kalah liniernya: Lia tersangka dengan tuduhan penodaan agama dan penghasutan. Media massa juga tidak memiliki peta untuk mengerti narasumber yang "compatible" untuk kasus semacam ini. Kesamaan dari ketiganya adalah tidak ada yang 'menemani'.

Seingat saya Mbak Lia terakhir dulu sempat kirim sms kepada saya tentang di dalam dirinya menyatu Imam Mahdi, Maryam dan Jibril. Saya menjawab dengan penuh rasa syukur: Kalau begitu bereslah Indonesia. Tak perlu lagi pusing kepala memikirkan komplikasi permasalahan bangsa yang semakin majnun.

Kalau Imam Mahdi datang, yang terjadi pasti revolusi solusi, perubahan ultra-radikal menuju perbaikan yang ajaib karena 'backing'nya adalah Tuhan langsung. Kalau Maryam yang datang ke kita, maka sebagai ibundanya Rasul Cinta, pastilah teratasi masalah-masalah mendasar bangsa Indonesia dan seluruh dunia. Bahkan bisa seperti pegadaian nasional: mengatasi masalah tanpa masalah.

Dan, last but not least, kalau Malaikat Jibril yang berkiprah di Indonesia: Polri jangan coba-coba berurusan dengan beliau. Rumah penjara jangan bangga mengurungnya. Karena Jibril itu makhluk non-materi, bahkan bukan sekedar makhluk-frekwensi: Jibril adalah sebagian output dari Ilmu Cahaya yang dahsyat, yang Einstein keserempet sedikit -- meskipun beliau mandeg tak sampai ke Ufuk Penghabisan, Sidratul Muntaha, di mana "Cahaya Terpuji" (Nur Muhammad) terpaksa meninggalkannya untuk bertatap wajah langsung dengan Tuhan.

Jibril tak bisa dikurung di Cipinang, bahkan tak juga bisa dihadang oleh hukum ruang dan waktu. Tapi sekurang-kurangnya, jika Mbak Lia masuk penjara lagi, jasadnya di sel bui, tapi jiwanya merdeka. Bersama napi lain bisa bikin Majlis Ta'lim khusus mempelajari sejarah dan epistemologi : dilacak dengan seksama apa sih sebenarnya "wahyu", bedanya apa dengan hidayah, ilham, ma'unah, fadhilah, karomah. Apa gerangan "mukjizat", "Ruh al-Quddus", "Adn", "Din", "Agama", dlsb. Supaya kalau ada rasa manis hinggap di lidah, tidak langsung bilang itu gula. *****

Dimuat di Harian Kompas Kolom Opini, Sabtu, 20 Desember 2008


Kamis, 12 Februari 2009

Open Source Terkendala Peranti Keras

Kompas : Kamis, 12 Februari 2009 | 11:15 WIB 

MAKASSAR, KAMIS — Penggunaan Indonesia Go Open Source atau IGOS Nusantara oleh instansi pemerintah masih terkendala keterbatasan driver open source peranti keras. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi telah menginventarisasi peranti keras yang memiliki driver open source, tetapi pengadaan alat komputer instansi pemerintah, khususnya pemerintah daerah, tidak mengikuti daftar peranti keras yang disusun kantor menteri.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Kemitraan Lembaga Teknologi Informatika Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi (Ristek) Agus Sediadi dalam Sosialisasi IGOS Nusantara di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (11/2). IGOS Nusantara adalah sistem operasi (OS) komputer turunan OS Linux distro Redhat, yang merupakan sistem operasi terbuka dan bebas biaya. OS ini diproyeksikan untuk menggantikan penggunaan Windows bajakan.

”Sampai sekarang driver memang masih menjadi masalah dalam penggunaan open source software, terutama untuk menjalankan aplikasi yang bersifat multimedia. Mencari driver untuk peranti seperti printer atau modem memang menjadi kesulitan bagi pengguna open source software,” kata Agus.

Membuat daftar

Menurut Agus, Kantor Menneg Ristek telah membuat daftar peranti keras yang telah memiliki driver open source. ”Daftar itu diberikan kepada setiap instansi pemerintah dengan anjuran agar pengadaan peralatan komputer mengikuti daftar itu. Dengan demikian, kantor yang menggunakan open source software seperti IGOS tidak kesulitan mencari driver peranti keras yang dibeli karena telah tersedia,” kata Agus.

Masalahnya, kata menurut Agus, pengadaan peralatan komputer oleh instansi pemerintah, khususnya pemerintah daerah, belum mengikuti daftar peranti keras yang memiliki driver open source. ”Akibatnya, pengadaan peralatan komputer itu harus membayar mahal untuk membeli lisensi software vendor yang mengembangkan peranti lunak tertutup,” katanya.

Kepala Bagian Data dan Informasi Kantor Menneg Ristek Haryanto Sahar menjelaskan, pihaknya tengah bekerja sama dengan Free Open Source Software (FOSS) Asia-Pacific Consultation. Dengan kerja sama itu, Kantor Menneg Ristek terus memperbanyak driver open source bagi perangkat keras yang diedarkan di Indonesia.

Driver lazimnya dikeluarkan oleh perusahaan pembuat peranti keras. Kebanyakan perusahaan pembuat peranti keras hanya menyediakan driver untuk sistem operasi vendor terkenal seperti Windows.

Jika semakin banyak pengguna Linux, nantinya para pembuat peranti keras pasti akan membuat sendiri driver perangkatnya untuk sistem operasi berbasis Linux. ”Untuk mengatasi ketiadaan driver bagi open source itu, saat ini kami bekerja sama dengan FOSS Asia-Pacific Consultation,” kata Haryanto.

Yuni Ikawati

Pedagogik Guru

Kompas : Kamis, 12 Februari 2009 | 13:36 WIB 

Terbitnya UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen turut mengangkat disiplin pedagogik yang tengah dalam penantian "lonceng kematian". Terlebih lagi, terbitnya PP No 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan standar pendidik memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi (Pasal 28, Ayat 1). Akibatnya, kini guru kembali "mencari" pedagogik sebagai salah satu kompetensinya.

Standar kompetensi pendidik diarahkan untuk memiliki kemampuan sebagai agen pembelajaran dan mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Adapun standar kualifikasi akademik pendidik harus memiliki tingkat akademik minimal berijazah S-1 atau D-4.

Kompetensi pedagogik meliputi penguasaan (a) karakteristik, kebutuhan, dan perkembangan peserta didik, (b) konsep dan prinsip pendidikan, (c) konsep, prinsip, dan prosedur pengembangan kurikulum, (d) teori, prinsip, dan strategi pembelajaran, (e) penciptaan situasi pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian, (f) konsep, prinsip, prosedur, dan strategi bimbingan, (g) penerapan media pembelajaran termasuk teknologi, komunikasi, dan informasi, (h) prinsip, alat, prosedur penilaian proses, dan hasil belajar (Pasal 28, Ayat 3). Pedagogik yang hadir kembali di pentas guru seolah mengungkap suatu masa ketika di bangku sekolah guru.

Pedagogik hanya merupakan bagian terbatas dari pendidikan, yaitu tentang tindakan terhadap anak didik (atau usaha sengaja mempergunakan alat-alat) untuk mencapai tujuan pendidikan. Tindakan pedagogik, digolongkan para ahli, mencakup tiga hal utama, yaitu (a) menetapkan arah tujuan hidup anak didik, (b) memilih alternatif bantuan anak didik, dan (c) menggunakan cara (tindakan) untuk membantu anak didik. Arah anak didik

Menetapkan arah anak didik, tidak akan lepas dari persoalan tujuan hidup dan maknanya bagi anak, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Karena itu, tujuan hidup anak melekat pada nilai-nilai masyarakat dan perubahannya, serta merupakan tujuan hidup masyarakat di tempat anak berada. Wujud tujuan hidup tergambar dengan menjawab pertanyaan: bagaimana seharusnya hidup dalam masyarakat?

Apa karakteristik manusia yang dicita-citakan (manusia ideal) oleh masyarakat? Bagaimanakah gambaran kehidupan yang sempurna, baik di dunia maupun di akhirat kelak? Jawabannya merupakan sumber acuan untuk penetapan arah tujuan hidup anak didik. Tugas pendidik, bertindak untuk menyerap (absorb) pengkristalan nilai yang terdapat dalam masyarakat dan perubahannya. Nilai itu kemudian ditetapkan sebagai tujuan hidup.

Bagaimana tujuan hidup harus dicapai oleh anak dalam perjalanan hidupnya merupakan tindakan pendidik berikutnya untuk dielaborasikan ke dalam tujuan pendidikan. Pengelaborasian tujuan hidup menjadi tujuan pendidikan memerlukan kemampuan deduktif filosofis.

Dengan demikian, kedudukan filsafat dan filsafat pendidikan dalam keseluruhan pedagogik sangat berperan, terutama pada penentuan tujuan pendidikan, yaitu bagaimana menjabarkan/mengelaborasikan filsafat hidup atau tujuan hidup menjadi tujuan pendidikan. Kesesuaian antara filsafat hidup dan tujuan pendidikan dapat menentukan hasil pendidikan yang akan dicapainya.

Jadi, guru dituntut memiliki kompetensi pedagogik yang berkenaan dengan mekanisme penyerapan kristalisasi nilai yang menjadi harapan masyarakat, kemudian dirumuskan menjadi tujuan pendidikan. Maka, kompetensi pedagogik guru kiranya terletak pada dimensi yang bersifat filosofis, terutama tentang filsafat pendidikan.

Persoalan pokok memilih alternatif bantuan anak didik menyangkut jawaban atas pertanyaan: apakah pandangan pendidik tentang hakikat anak didik? Atas hakikat anak didik, apakah cara bantuan dari pendidik itu? Pertama, tentang hakikat anak yang dikemukakan para ahli dan pandangannya itu berbeda-beda. Ada yang berpandangan bahwa anak ciptaan Tuhan. Ada pula pandangan bahwa anak lahir dari manusia yang telah berevolusi dari makhluk lain (primata).

Nietzsche memandang anak adalah unfixed animal. Dari pandangan itu, ditafsirkan bahwa anak menghayati dirinya sebagai perkembangan senantiasa. Ia adalah suatu transendensi diri yang terus-menerus (Fuad Hassan, 1981). Konsekuensi perbedaan pandangan tentang anak didik akan berbeda pula cara bantuan dari pendidiknya itu. Kedua, cara bantuan dari pendidik bagaimanakah yang efektif untuk mempersiapkan penyelenggaraan interaksi selama transendensi diri anak atau sepanjang perkembangannya? Ada beberapa alternatif cara bantuan yang satu sama lain berlawanan, yaitu pertama, memandang perjalanan hidup anak ditentukan oleh bakat yang dimilikinya untuk mengolah interaksi dengan lingkungan. Karena itu, cara bantuan pendidik sebatas mengawasi lingkungan untuk berinteraksi anak.

Kedua, memandang perjalanan hidup anak belum berkemauan sehingga perlu dirangsang oleh lingkungannya agar anak berinteraksi. Cara bantuan pendidik adalah menciptakan lingkungan yang interaktif bagi anak. Hal ini penting karena lingkungan berpengaruh besar bagi keberhasilan anak.

Ketiga, memandang perjalanan hidup anak merupakan sintesis antara bakat dan pengaruh lingkungan. Pandangan ini bernama konvergensi. Cara bantuan pendidik adalah usaha memadukan antara bakat anak dan penciptaan penataan dan iklim lingkungan.

Cara memengaruhi

Di samping alternatif di atas, usaha membentuk keberhasilan cita-cita anak itu yaitu para pendidik pun harus percaya adanya nasib dan takdir bagi manusia, termasuk anak, yaitu bagaimana pendidik memengaruhi anak seefektif mungkin supaya cita-cita anak tercapai/terwujud.

Cara memengaruhi anak dipengaruhi kondisi variabel: jenis kelamin, posisi anak, cita-cita anak, waktu, dan kepribadian pendidik. Cara memengaruhi anak dengan jenis kelamin laki-laki berbeda dengan anak perempuan. Posisi anak sulung berbeda dengan anak bungsu, tengah, tunggal, dan satu anak wanita di antara sejumlah anak laki-laki atau sebaliknya.

Demikian pula cara memengaruhi anak yang bercita-cita menjadi pebisnis akan berbeda dengan anak yang bercita-cita menjadi olahragawan atau musisi. Cara memengaruhi anak pada waktu lalu adalah dengan mendongeng sebelum gencarnya media massa, sedangkan sekarang bisa melalui buku, film, VCD, dan lain lain.

Kepribadian pendidik sangat menentukan cara memengaruhi anak karena bukan his so doing and his so saying, melainkan his so being. Cara memengaruhi anak bukan dengan perilaku dan nasihat belaka, melainkan juga dengan martabat pendidiknya. Moto bagi guru: "tak dapat mengajarkan apa yang diketahuinya, melainkan hanya dapat mengajarkan siapa orang (guru) it".

Jadi, kompetensi guru berkenaan dengan pedagogik seyogianya memerhatikan materi tentang filsafat hidup atau tujuan hidup masyarakat, pola asuh anak dalam masyarakat, dan kepribadian guru.

OONG KOMAR Dosen Pascasarjana UPI

Rabu, 11 Februari 2009

Gerakan Bank Sampah dari Bantul

Senin, 1 Desember 2008 WIB
Setiap pukul 16.00, antrean nasabah bank sampah biasanya sudah panjang. Mereka bukannya menanti giliran menyetor uang seperti di bank pada umumnya, melainkan sampah yang mereka kumpulkan selama dua hari. Meski yang disetorkan wujudnya tidak sama, pengelolaan bank sampah mirip dengan bank pada umumnya.

Setiap nasabah datang dengan tiga kantong sampah berbeda. Kantong I berisi sampah plastik, kantong II sampah kertas, dan kantong III berupa kaleng dan botol. Ketika menimbang sampah, nasabah akan mendapat bukti setoran dari petugas teller. Bukti setoran itu menjadi dasar penghitungan nilai rupiah sampah, yang kemudian dicatat dalam buku tabungan. Untuk membedakan, warna buku tabungan tiap RT dibuat berbeda.

Setelah sampah terkumpul banyak, petugas bank menghubungi tukang rosok. Tukang rosok memberi nilai ekonomi tiap kantong sampah milik nasabah. Catatan nilai rupiah itu lalu dicocokkan dengan bukti setoran dan kemudian dibukukan.

Harga sampah bervariasi bergantung pada klasifikasinya. Kertas karton dihargai Rp 2.000 per kg, kertas arsip Rp 1.500 per kg. Sedangkan plastik, botol, dan kaleng harganya menyesuaikan ukuran.

Tiap nasabah memiliki karung ukuran besar, yang tersimpan di bank untuk menyimpan seluruh sampah yang mereka tabung. Tiap karung diberi nama dan nomor rekening tiap nasabah. Tujuannya agar setiap tukang rongsok datang, petugas bank tidak kebingungan memilah tabungan sampah tiap nasabah. Karung- karung sampah itu tersimpan rapi di gudang bank.

Gemah Ripah

Bank Sampah Gemah Ripah, didirikan masyarakat Dusun Bandegan, Bantul, DI Yogyakarta, tiga bulan lalu. Kini jumlah nasabahnya 41 orang dari 12 RT di dusun tersebut. Pada tahap awal mereka masih membatasi diri untuk warga satu dusun, tetapi bila sudah memungkinkan nasabah tidak akan dibatasi asalnya.

Tidak semua sampah disetor ke tukang rosok. Sebagian di antaranya, yakni jenis plastik sachet dan gabus, diolah sendiri oleh bank sampah. ”Plastik sachet kami hargai Rp 15 per sachet, sementara gabus bergantung pada ukuran,” ujar Ismiyati, koordinator daur ulang sampah.

Plastik-plastik itu lalu diolah untuk membuat aneka aksesori rumah tangga, seperti tas, dompet, hingga rompi. Barang-barang tersebut dijual dengan harga Rp 20.000-Rp 35.000. ”Beberapa pembeli asing minta dikirim contoh barang. Kalau mereka setuju, pesanan yang kami terima akan menumpuk. Karenanya, stok bahan baku harus banyak. Kami sudah meminta warga untuk lebih aktif menabung sampah,” katanya.

Sampah jenis gabus biasanya dibuat menjadi pot bunga, tempat dudukan bendera, atau perlengkapan rumah tangga lainnya. Gabus-gabus itu dicampur dengan pasir dan semen. ”Produksi dari bahan gabus pesananannya masih lokal saja,” kata Ismiyanti

Menurut Panut Susanto, ketua pengelola bank sampah, sampah yang terkumpul tiap minggu mencapai 60-70 kg. Untuk sementara jam layanan bank dimulai pukul 16.00-21.00 tiap hari Senin-Rabu-Jumat. ”Kami baru bisa melayani pada sore hari karena sebagian besar petugas bank harus bekerja pada pagi hari,” katanya.

Belum maksimalnya kinerja petugas karena mereka mengelola bank sampah tanpa dibayar. Artinya, mereka harus tetap bekerja untuk membiayai kehidupan keseharian. ”Apa yang kami kerjakan sifatnya masih sosial. Jadi, kami memang tidak mengharapkan upah karena kondisi bank belum maksimal,” katanya.

Bank sampah memotong dana 15 persen dari nilai sampah yang disetor nasabah. Dana itu digunakan untuk membiayai kegiatan operasional, seperti fotokopi, pembuatan buku tabungan, dan biaya lainnya. ”Selama ini tidak ada nasabah yang keberatan. Kami harus melakukan pemotongan karena bank ini memang dikelola bersama-sama,” katanya.
Nasabah menabung sampah dalam bungkusan di Bank Sampah
Gemah Ripah di Dusun Bandegan Bantul, Oktober 2008.

Berbeda dengan bank tempat nasabah bisa mengambil dana setiap saat, di bank sampah nasabah hanya bisa menarik dana setiap tiga bulan sekali. Tujuannya agar dana yang terkumpul bisa lebih banyak sehingga uang tersebut dimanfaatkan sebagai modal kerja atau keperluan yang bersifat produktif.

”Kalau dibebaskan, mereka bisa konsumtif. Baru terkumpul Rp 20.000-Rp 30.000 sudah tergiur untuk mengambil. Karena hanya tiga bulan sekali, mereka bisa menarik dana sampai Rp 100.000-Rp 200.000 bergantung pada banyaknya sampah yang ditabung,” kata Bambang Suwirda, penggagas bank sampah.

Tersimpan

Menurut Bambang, dana kelolaan yang saat ini tersimpan tinggal Rp 500.000. Sebagian besar nasabah sudah mengambil saat Lebaran lalu. Untuk sementara, dana nasabah disimpan sendiri oleh pengelola bank. Ke depan, pengelola akan menjalin kerja sama dengan Bank Bantul untuk menyimpan dana nasabah.

Para pengelola bank juga bertekad memperluas operasional bank agar tidak terbatas pada penyimpanan, tetapi juga peminjaman. ”Dalam konsep bank sampah, barang jaminan mungkin berupa sampah juga,” katanya.

Fokus sampah yang dikumpulkan saat ini masih sebatas sampah anorganik. Ke depan, sampah organik juga akan diterima, yang selanjutnya diolah menjadi pupuk kompos.

Bagi para nasabah, keberadaan bank sangat membantu. Mereka bisa mendapat penghasilan tambahan sekaligus kebersihan lingkungan sekitar terjaga. ”Lumayanlah tiap bulan ada pemasukan tambahan. Hitung-hitung buat nambah dana belanja dapur,” kata Sutiyani, warga setempat.

Bila gerakan bank sampah bisa meluas ke berbagai desa, masalah sampah bisa tertangani. Tak hanya itu, perekonomian masyarakat juga ikut membaik sehingga angka kemiskinan bisa ditekan.

Di Bantul, produksi sampah per hari mencapai 614 meter kubik. Sayangnya, pemerintah daerah setempat belum berpikiran ke arah itu. (ENY PRIHTIYANI)

sumber : kompasCetak

Senin, 02 Februari 2009

Olimpiade Sains

Menghadapi seleksi olimpiade sains tingkat kabupaten/kota yang biasanya dilaksanakan bulan April-Mei, sekolah mulai mengadakan seleksi dan pembinaan khusus untuk siswa yang akan mewakili sekolah masing-masing. Persiapan yang matang lebih menentukan dibandingkan dengan tingkat kecerdasan siswa, karena model soal sudah mulai bisa diterka-terka oleh pembina olimpiade tingkat sekolah. Apalagi begitu banyak soal dan solusi yang bisa diunduh dari internet. Kita sebagai guru pembina tingkat sekolah merasa cukup terbantu dengan itu. Terima kasih banyak kepada Babapk-Ibu yang rajin mengupload file-file tersebut.

Link-link tersebut a.l :

  1. ajangkompetisi.wordpress.com 
  2. nusantaranews.wordpress.com

GEOSAINS

Ditulis pada Februari 15, 2008 oleh Afdal Syukri 

Judul buku : Geosains
Pengarang : Bayong Tjasyono HK
Penerbit : ITB


Geosains adalah ilmu yang mempelajari bumi sebagai anggota planet dalam tata surya. Lingkup geosains meliputi bumi dalam tata surya, bumi bagian gas atau atmosfer, bumi bagian cair atau hidrosfer, bumi bagian padat atau litosfer dan fenomena fisis yang terjadi di bumi. Geosains menekankan interaksi manusia dengan alam dalam lingkup fenomena fisis.
Tata surya terdiri atas Matahari dan 9 planet yang mengelilinginya yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto, serta benda planet lainnya seperti satelit, asteroit, komet dan meteor. Setiap planet diikuti oleh benda langit yang lebih kecil disebut satelit. Dari 9 planet di dalam tata surya, hanya Merkurius dan Venus yang tidak memiliki satelit. Asteroid berjumlah ribuan, sebagian besar berada dalam ruang antara lintasan Mars dan Jupiter pada jarak antara 3 - 4 kali jarak rata-rata Matahari - Bumi. Asteroid tidak berbentuk bulat seperti planet melainkan berbentuk bongkahan dengan sisi yang tidak terdeskripsi secara geometris. Kadang-kadang asteroid disebut planetoid yang asal muasalnya masih diperdebatkan hingga saat ini. Asteroid pertama kali ditemukan pada tanggal 1 Januari 1801 oleh Piazzi dan diberi nama Ceres. Komet biasa disebut juga dengan bintang berekor. Ekor komet merupakan bagian dari kepala komet yang terhembus dari tempatnya akibat gaya dorong Matahai yaitu radiasi dan angin Matahari (solar wind). Energi ini yang menyebabkan ekor komet selalu menjauhi matahari. Meteor adalah fenomena emisi cahaya dalam atmosfer bumi. Meteor sering disebut bintang jatuh. Model tata surya: Model Geosentris Lebih dari 2000 tahun yang lalu telah diterima model sistem matahari geosentris yang dikemukakan oleh ahli astronomi Yunani kuno, Hipparchus pada tahun 140 Sm (sebelum masehi). Dalam model geosentris dikemukakan bahwa Matahari, bintang, planet dan bulan bergerak mengelilingi bumi. Teori ini kemudian dikembangnkan oleh Claudius Ptolemaeus sekitar tahun 150 TM (tarik masehi) yang disebut teori Ptolemaeus. Model Heliosentris Ahli astronomi Yunani, Aristarchus (310 - 230 SM), pernah menyarankan bahwa matahari mungkin berada pada pusat alam semesta dan bumi mengitarinya. Konsep heliosentris ini belum mendapat tempat dalam bidang astronomi. Baru pada tahun 1543 terjadi revolusi ilmiah besar-besaran karena Copernicus (1473 - 1543) mengganti model Geosentris dengan model Heliosentris yang lebih sederhana. Bumi diperkirakan lahir 4,5 milyar tahun yang lalu. Umur bumi dapat diperkirakan dengan ditemukannya materi radioaktif. Bumi berotasi mengelilingi sumbu imaginernya dengan periode 23 jam 56 menit dan berotasi dari barat ke timur, akibatnya benda-benda langit tampak melakukan peredaran semu dari timur ke barat. Bumi juga melakukan revolusi mengelilingi matahari dengan periode 365,3 hari. Pada tanggal 21 Maret dan 23 September kedudukan matahari tepat di ekuator disebut ekinoks. Pada tanggal 22 Juni dan 22 Desember keduduka matahari berada paling jauh dari ekuator disebut Solstis. Planet-planet yang berada diantara Matahari dan bintang berevolusi terhadap matahari dengan orbit berbentuk lingkaran. Model Copernicus tentang orbit planet kemudian disempurnakan oleh Johannes Keppler (1571 - 1630) yang menjadikan orbit planet bukan lingkaran tetapi elip. Selama planet berevolusi mengelilingi Matahari, yang disebut tahun laneter, jarak antara planet dan Matahari berubah. Bila planet mendekati matahari dikatakan planet berada pada perihelion (bahasa Yunani Peri artinya disekitar atau dekat, dan Helios artinya Matahari). Sebaliknya bila planet berada pada jarak terjauh dari matahari dikatakan planet berada pada Aphelion (bahasa Yunani Ap artinya jauh). Bumi berada pada Aphelion dalam bulan Juli dan Perihelion dalam bulan Januari. Empat planet yang terdekat dengan matahari yaitu Merkurius, Venus, Bumi dan Mars disebut planet dalam dan planet sisanya yaitu jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto disebut planet luar. Pluto belum pasti planet, beberapa ahli astronomi percaya bahwa pluto adalah sebuah satelit Neptunus yang terlepas. Semua planet berevolusi mengelilimgi Matahari dalam ara yang sama. Semua planet kecuali Uranus berotasi dalam arah yang sama disekitar sumbunya. Semua orbit planet kecuali Merkurius dan Pluto terletak dalam bidang yan sama. Bidang orbit bumi disebut ekliptika. Dari kenyataan bahwa planet-planet terletak hampir pada bidang datar disekitar matahari, maka pembentukkan tata surya, yaitu planet-planet menurut hipotesisi teori lahir Matahari atau difuga kelahiran itu dari ujud yang sama dengan Matahari. Hipotesis kabut atau teori Kondensasi (pengentalan) Teori yang terkenal dengan pembentukan Matahari dan planet-planet didasarkan pada hipotesis kabut (Nebular). Teori ini yang pertama kali dikemukakan oleh ahli filosofi Jerman, Immanuel Kant pada tahun 1755, kemudian dikembangkan oleh ahli matematika Perancis, Pierre Laplace pada tahun 1796. Menurut hipotesis kabut, matahari dan planet-planet berasal dari kabut pijar yang berpilin di dalam jagad raya. Akibat perputaran, sebagian massa kabut terlepas dan membentuk gelang-gelang disekeliling bagian utama gumpalan kabut tersebut. Gelang itu lambat laun membentuk gumpalan yang kemudian memadat menjadi planet. Teori Planetisial Pada awal abad ke 20, dua orang ilmuan Amerika TC Chamberlain (1843 - 192 dan FR Moulton (1872 - 1952), mengemukakan teori Planetisimal. Menurut teori mereka, didalam kabut terdapat material padat yang berhamburan, yang disebut Planetisimal. Benda-benda padat ini kemudian saling menarik dengan gaya tariknya masing-masing dan lambat laun terbentuk gumpalan besar yang disebut planet. Teori Vorteks dan Protoplanet Teori Planetisimal dan teori modern pada dasarnya berawal dari hipotesisi kabut Kant dan Laplace. Teori modern dikembangkan oleh teori ini. Pertama, Nebula (kabut) mula-mula bergolak (turbulen), tidak diam. Gerakan nebula ini membantu pembentukan planet. Kedua, pembentukan planet sekurang-kurangnya melalui dua proses yaitu pembentukan Planetisimal dan Protoplanet (gumpalan kabut gas). Menurut Von Weiszacker, Nebula terdiri atas vorteks-vorteks (pusaran-pusaran) yang merupakan sifat gerakan gas. Gerakan gas dalam Nebula menyebabkan pola sel-sel yang bergolak (turbulen). Pada batas antar sel-sel turbulen, terjadi tumbukan antar partikel yang kemudian membesar danmenjadi planet. Teori yang dikemukakan oleh Von Weiszacker ini disebut teori vorteks. Kuiper mengemukakan bahwa planet terbentuk melalui turbulensi (golakan) Nebula yang membantu tumbukan Planetisimal sehingga Planetisimal membentuk menjadi Protoplanet dan kemudian menjadi planet. Teori yang dikemukakan oleh Kuiper ini disebut teori Protoplanet. Mulai bab 4 sampai bab 6 buku ini mengulas tentang bumi yang terdiri dari hidrosfer, atmosfer dan litosfer. Sedangkan dua bab terakhir berisi tentang fenomena alam. Fenomena fisis alam sering menimbulkan bencana misalnya badai guruh, kekeringan, banjir, El Nino, La Nina, siklon tropis, arus dan gelombang laut, vulkano, gempa bumi dan tsunami. Indonesia termasuk negara paling sering dilanda bencana alam, terutama bencana kebumian. Badai guruh merupakan fenomena fisis atmosfer yang sering terjadi di Indonesia. Fenomena ini dapat menimbulkan korban jiwa akibat sengatan luah listrik pada waktu terjadi petir. Wilayah Indonesia termasuk salah satu daerah yang paling sering dilanda petir di dunia, ini disebabkan wilayah Indonesia termasuk daerah konveksi yang aktif. Siklon tropis merupakan bencana alam yang paling dahsyat dibandingkan bencana alam lainnya. Beruntung daerah Indonesia tidak terkena jalur siklon tropis sehingga dampaknya tidak secara langsung tetapi melalui cuaca, yaitu peningkatan curah hujan, kecepatan angin dan tinggi gelombang laut. Dampak yang ditimbulkan oleh fenomena alam El Nino dan La Nina terhadap wilayah Indonesia cukup besar. El Nino tahun 1982/1983 dan 1997/1998 menyulut kebakaran hutan yang tidak terkendali di Kalimantan dan menewaskan ratusan sampai ribuan penduduk. El Nino menyebabkan kekeringan atau kemarau panjang sedangkan La Nina menyebabkan banjir atau kemarau pendek di Indoensia. Gempa bumi adalah bencana alam yang sering melanda wilayah Indonesia karena Indonesia dilalui 2 sabuk seismik yaitu sabuk seismik lingkar pasifik dan Mediteran. Indonesia juga mempunyai banyak gunung api atau vulkano terjadi jika magma dengan kekentalan tinggi mempunyai kandungan gas tinggi. Magma yang kurang kental dengan kandungan gas kecil akan mengalir dengan tenang.

Astronomi adalah ilmu yang dikenal ada sejak awal keeradaan manusia di bumi ini. Astronomi pernah berkembang menjadi ilmu besar yang membantu manusia dalam hidupnya. Meski akhirnya harus bergeser seiring dengan ditemukannya ilmu-ilmu lain yang lebih pragmatis. Penguasaan ilmu astronomi tetap diperlukan. Beberapa permasalahan hidup tetap mengharuskan manusia mempelajari astronomi, terutama kaum muslimin. Banyak pengamalan syariat agama yang mengharuskan tetap mempelajari astronomi. Penentuan awal bulan Ramadhan dan akhir bulan Ramadhan.

Adanya olimpiade Astronomi ditingkat SMP ( Yunior) dan SMA (Senior) adalah awal pengenalan mereka dengan ilmu astronomi. Beberpa situs atau blog bisa dijadikan media belajar antara lain :

  1. www.astronomynotes.com
  2. hansgunawan-astronomy.blogspot.com/. Selamat berlomba.

Wadah Makanan dan Minuman Berbahan Baku Styrofoam dapat Memicu Kanker

Senin, 2 Februari 2009 

Jakarta, Kompas - Wadah makanan dan minuman berbahan baku styrofoam dapat memicu kanker yang mengakibatkan kematian.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Baruna yang dihubungi hari Minggu (1/2) menjelaskan, pihaknya mendapati banyak limbah bisnis makanan yang menggunakan bahan baku styrofoam.

”Kami mengolah ribuan ton limbah di DKI setiap hari. Ternyata didapati styrofoam masih digunakan secara luas untuk wadah makanan dan minuman. Ini sangat membahayakan karena dapat memicu kanker saraf,” kata Eko.

Menurut Eko, penggunaan microwave untuk memanaskan makanan dalam wadah styrofoam semakin memperburuk keadaan. Panas yang dihasilkan mengakibatkan bahan kimia dari styrofoam tercampur ke dalam makanan yang dikonsumsi secara masif.

Sejumlah restoran cepat saji skala besar masih menggunakan bahan baku styrofoam dalam penyajian makanan yang disantap konsumen di luar. Eko telah berulang kali merekomendasikan menggunakan bahan baku kertas dan karton yang lebih tidak berisiko bagi kesehatan.

Selain styrofoam, penggunaan ulang botol minuman air mineral yang berbasis bahan kimia polyethylene trapeline (PET) juga dapat memicu kanker saraf.

Eko mengingatkan, perubahan suhu seperti panas dapat membuat bahan kimia dalam unsur PET meracuni cairan minuman yang diisikan kembali. Lambat laun bahan kimia akan terakumulasi dan memicu penyakit mematikan.

Setiap hari, ada 6.000 ton sampah yang diolah Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Eko melanjutkan, dari jumlah itu, 45 persen adalah sampah anorganik. Sebanyak 60 persen sampah anorganik merupakan plastik yang sulit diurai dan mengandung bahan kimia berbahaya. (ONG)